Bahasa Gereja

Gereja seharusnya menjadi tempat penyembuhan luka batin dan pemulihan. Di sinilah kesabaran Kristus dan kebijaksanaan hidup yang disiplin dan perlu memerintah dan membimbing umat. Waktu seseorang tersandung atau berdosa gereja Kristus punya hak untuk menjangkau dan memperbaharui orang itu. Waktu seseorang bergumul dengan perasaan bahwa Allah itu jauh, lengan mereka yang ada di gereja seharusnya menjadi satu-satunya lengan Allah yang menarik orang itu mendekat. Waktu seseorang merasa diabaikan, hati umat Allah mungkin satu-satunya yang menjadi hati Allah yang terkutuk untuk merasakan perasaan orang ini.

Tidak ada yang dapat merasakan apa yang kita rasakan kecuali komunitas yang terlibat di dalamnya. Ada luka dan kesepian yang merajalela sekarang ini. Tidak ada yang bisa bicara pada komunitas seperti komunitas yang menjangkau mereka dengan kasih Kristus.

Tapi ada cara kedua di mana gereja yang memiliki peran yang tidak dapat kita mengerti. Peran musik. Ada banyak sumber pengendalian perasaan yang kuat tapi rapuh. Contohnya musik orang muda yang tidak jelas – kalau tidak mau dikatakan berisik. Seseorang pasti bertanya mengenai fenomena ini. Apa pengaruh musik seperti ini pada perasaan pendengarnya, dan apakah musik ini menyatakan keberadaan batin mereka? Saya tahu dari seorang teman baik yang adalah musikus profesional bahwa mereka juga memiliki kepedulian serius terhadap musik.

Alih-alih berpusing-pusing dengan semua pertanyaan itu, mari kita perhatikan satu hal. Bertahun-tahun lalu, musik memaikan peran yang ebsar dalam penghiburan dan inspirasi dan bukan kesenangan dan kenikmatan. Sepanjang waktu, hati menjerit; menjerit meminta kedamaian dan ketenangan, hiburan dan bantuan, jeritan yang tidak hanya memberi pengharapan akan masa depan tapi merefleksikan masa lalu. Saya hantam inti keberdaan kita karena demikianlah cara Allah mendesain kita berespon. Musik akan membawa keharmonisan atau perselisihan dan bisa, menyatakan harmoni atau perselisihan.

Salah satu peran musik yang paling penting adalah membangun tangki ingatan kita. Menjadi tombol yang memutar kembali masa lalu yang indah. Dalam hal ini, musik menolong kita menghubungkan impian hidup dengan pencapaian dalam hidup. Itulah sebabnya gereja harus berhati-hati dengan perkembangan lagu kita sekarang. Lagu yang mereka suka nyanyikan bukan lagu penyembahan gereja, dan karena perubahan itu konstan tidak ada waktu bahkan untuk orang muda untuk membangun bank ingatan mereka. Musik memiliki peran yang luar biasa di gereja, dan itu adalah alat yang luar biasa yang bisa menyentuh perasaan kita demi kebaikan.

Kita harus mendengar Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya. Kita berbicara pada diri kita sendiri tentang apa yang kita tahu adalah kebenaran. Kita menyuruh emosi kita taat. Kita membangun persahabatan yang tahan lama dan yang akan menguatkan kita waktu kita lemah. Kita menarik kekuatan dari gereja untuk menopang kita, dan kita menikmati suara dan inspirasi musik yang diberikan Allah pada umat-Nya.

sumber: Ravi Zacharias, Cries of the Heart (Bandung: Pionir Jaya, 2002), 80-81.

One thought on “Bahasa Gereja”

  1. Thx untuk artikelnya. Sangat bagus!

    Jika Anda membutuhkan buku-buku rohani dan gift rohani untuk kebutuhan gereja Anda, silahkan dapat membelinya di

    http://visi-bookstore.com/

    VISI Book Store adalah toko buku rohani online TERPERCAYA di Indonesia.

    Toko kami ada di Bandung, Surabaya dan Malang.

    Silahkan masuk ke web untuk melihat kebutuhan-kebutuhan rohani Anda. Jika ingin membeli silahkan add to cart dan ikuti prosesnya.

    Barang dijamin sampai di tempat Anda, kami kirim melalui TIKI.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s